Tanggapi Mosi Tak Percaya, Ketua KONI Inginkan Cabor Berdialog Temui Dirinya  

Tanggapi Mosi Tak Percaya, Ketua KONI Inginkan Cabor Berdialog Temui Dirinya  
Ketua KONI Bengkalis Darma Firdaus S dan pengurus KONI saat menggelar konfrensi pers bersama awak media Selasa (22/4) dikantor KONI Bengkalis.

Riauaktual.com – Ketua KONI Kabupaten Bengkalis Darma Firdaus Situmpol menanggapi sejumlah aksi mosi tak percaya beberapa pengurus Cabang Olahraga (Cabor) terhadap kepemimpinannya. Bagi Darma Firdaus Sitompul mosi seperti itu bukan bagian dari tata kelola olahraga.

“Selama kepemimpinan saya tidak pernah mempersulit pengurus Cabor untuk bertemu. Apalagi aspirasi pengurus Cabor khususnya untuk kebaikan dan kemajuan dunia olahraga, silahkan datang kekantor KONI Bengkalis. Dengan cara mosi tak percaya itu bukan bagian dari tata kelola olahraga,”ungkap Darma Firdaus Sitompul saat menggelar konfrensi pers Selasa, (21/4) di kantor KONI Bengkalis.

Menurut pria akrap disapa Ucok ini menjelaskan, beberapa pengurus Cabor yang menyatakan mosi tak percaya seperti didalam pemberitaan yang santer beberapa hari ini mengenai penggunaan dana hibah tahun anggaran 2019 tidak sesuai peruntukannya bahkan dituding dirinya melakukan korupsi.

“Disini saya tegaskan, bahwa apa yang disampaikan beberapa Cabor terkait mosi tak percaya itu dengan penggunaan dana hibah KONI Bengkalis tahun 2019 terindikasi tidak tepat peruntukan dan kuat diselewengkan itu tidak benar,”tegas Ucok dihadapan puluhan wartawan yang hadir.

Lanjutnya, apabila pengurus Cabor ingin mengetahui penggunaan dana hibah KONI Bengkalis tahun 2019, agar Cabor mendapat informasi dan akurat tentunya sangat membuka ruang agar Cabor bersangkutan menemui dirinya untuk berdialog.

“Jangan dengarkan informasi yang berkembang diluar, karena ada oknum yang ingin tidak senang melihat olahraga jaya ditangan kepemimpinannya. Informasi yang berkembang diluar tidak objektif. Alangkah baiknya pengurus Cabor berdialog dengan saya,”kata Ucok lagi.

Ucok juga mengatakan, ada pihak yang menuding penggunaan dana hibah pada APBD Perubahan tahun 2019 sebesar Rp5 miliar yang pendistribusian tidak sesuai peruntukannya dan terindikasi diselewengkan. Ucok menambahkan, untuk anggaran di APBD Perubahan 2019 Rp5 miliar tersebut merupakan bagian dari total dana hibah yang diterima oleh KONI Bengkalis pada tahun 2019 sebesar Rp12 miliar.

“Dana hibah Rp5 miliar merupakan bagian dari total dana hibah yang diterima KONI Bengkalis tahun 2019 sebesar Rp 12 miliar,”tegas Ucok lagi.

Lebih lanjut dijelaskannya, dalam NPHD, sudah disebutkan penggunaan dana ini dalam bentuk belanja langsung maupun  belanja tidak langsung serta belanja untuk pembinaan.

 “Ini sudah menjadi panduan kita tidak bisa lari dari situ, berapa belanja langsung, belanja tak langsung dan belanja pembinaan, itulah yang kita pakai, sudah sesuai dengan NPHD,” katanya.


Ia juga mengemukakan, bahwa dana Rp5 miliar digunakan untuk tiga pos anggaran yakni bonus atlet Rp. 1,8 miliar, dan pembelian peralatan untuk 23 Cabor senilai Rp 2,5 miliar dan untuk operasional kesekretariatan berjumlah Rp 700 Juta.

“Penggunaan anggaran di tiga pos tersebut, berdasarkan usulan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dari Disparbudpora ke BPKAD. Begitu sudah disahkan, maka Rp5 miliar ini menjadi satu kesatuan dengan dana hibah yang sudah dicairkan sebelumnya, tidak berdiri sendiri,”terang Ucok.

Kemudian, dikatakannya setelah melakukan evaluasi, KONI selanjutnya melakukan pergeseran anggaran, namun tetap mengacu kepada NPHD, untuk menyesuaikan dengan kebutuhan penggunaan dana saat itu. Sehingga, ketika KONI mengajukan pencairan, item-itemnya tidak lagi berdasarkan usulan dalam RKA.


“Pergeseran anggaran dalam satu pos belanja itu dibenarkan. Untuk belanja pembinaan, dalam NPHD,  misalnya tertera Rp5 miliar. Iya, tetap kita belanjakan Rp5 miliar. Namun jumlah anggaran per sub kegiatan dari belanja pegawai ini kita geser menyesuaikan dengan kebutuhan saat itu,” ulas Ucok.


Ia juga mengakui, jika ada cabor tidak menerima dana pembinaan sesuai dengan usulan dalam RKA. Ucok mengatakan, karena telah dilakukan pergeseran.

“Kalau ada cabor yang sama sekali tidak mendapatkan dana pembinaan, saya tak tahu 7 cabor ini apa saja, kalau tau mungkin bisa saya jelaskan case by case. Namun secara garis besar, bisa saja cabor bersangkutan tidak mengajukan usulan, atletnya tidak ada, atau menurut tim verifikasi tidak memenuhi persyaratan,” ujar Ucok.


Saat disinggung, adanya tudingan besaran dana pembinaan ke Cabor tanpa indikator yang terukur, Ucok menjelaskan, cabor berprestasi tetap mejadi acuan utama. Selain itu, ada indikator lain yang menurut KONI perlu diperhatikan yaitu cabor-cabor yang dipertandingkan pada Porprov mendatang.

“Ada cabor unggulan tuan rumah dengan nomor pertandingan cukup banyak. Pada cabor ini, kita berusaha untuk setidaknya menyaingi perolehan medali tuan rumah. Sehingga target perolehan medali bisa tercapai dan berharap juara umum tetap kita pertahankan,” kata Ucok dengan optimis.


Ia juga mengingatkan kembali pihak beberapa Cabor yang melakukan mosi tak percaya pada kepemimpinan sebagai Ketua KONI Bengkalis agar sebaiknya menemui dirinya agar informasi yang beredar diluar dapat diluruskan dengan data pendukung.

“Soal mosi tak percaya itu hak kawan-kawan cabor, tapi selaku Ketua KONI Bengkalis, saya berkewajiban meluruskan informasi yang salah dan berkembang di luar sana. Kalau niat kita sama, memajukan dunia olahraga di Kabupaten Bengkalis, ayo duduk semeja, buang yang keruh ambil yang jernih,” tutup Ucok mengakhiri.(put)

Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index